Entri Populer

Selasa, 20 Mei 2014

Kim Jong Dae aka Chen EXO FanFiction // Memories -oneshoot-

Title : Memories -oneshoot-
Cast : Kim Jong Dae a.k.a Chen (EXO), Bae Suzy (Miss A)
Genre : sad
Warning : typo’s every where. Dont read if you not like. Please leave Coment and Like. Thankyou for reading. Ff ini terinspirasi dari mv Huh Gak yg judulnya It Hurts. Happy reading, readers.
Author : Oh Shara






'Semoga kau tak melupakanku, Suzy.'
ɷ
Seorang pria tengah tersenyum sambil membawa seikat bunga matahari kesukaan gadisnya. Ia juga membawa sebuah buku besar ditangannya. Ia menyusuri lorong rumah sakit dengan senyum yang terus-menerus terhias di wajahnya. Ia berhenti di depan sebuah kamar dengan nomor 365 untuk kemudian membuka pintu kamar itu. Sedangkan di dalam kamar itu terlihat seorang gadis tengah duduk di pinggir ranjang tempatnya berbaring.
"Anyeong haseo." Sapa pria itu.
"Anyeong." Jawab gadis itu.
Kemudian pria itu terduduk di samping gadis itu dan tersenyum kepada gadis itu yang dibalas dengan tatapan bingung dari gadis itu.
"Apa keadaanmu sudah membaik?" Tanya pria itu.
"Seperti yang kau lihat."
"Apa kau sudah makan?"
"Sudah tadi."
"Sudah minum obat?"
"Sudah."
"Aku membawakan bunga kesukaanmu."
Gadis itu terlihat bingung, "Aku tak yakin menyukai bunga ini."
"Kenapa kau selalu datang kesini?" Tanya gadis itu heran.
"Karena aku ingin bertemu denganmu." Jawab pria itu tersenyum.
"Memangnya kau siapa? Apa aku mengenalmu?" Tanya gadis itu semakin heran.
Mendengar ucapan gadis itu, pria itu memalingkan wajahnya menghadap dinding. Lalu liquid bening itu keluar dari kedua sudut matanya. Ia menangis. Ia begitu sakit mendengar kenyataan bahwa gadisnya itu tak mengenalinya.
Pria itu lama menangis. Setelahnya,  ia kemudian menghapus air matanya dan menatap gadis yang kini menatapnya penuh tanda tanya. Pria itu kemudian mengambil buku yang dibawanya tadi. Lebih tepatnya itu bukan buku, tapi sebuah album foto.
Pria itu membuka album foto itu dan menunjukkannya pada gadis itu. Meski bingung, gadis itu ikut melihat foto dari album itu.

-lembar pertama album-
Terlihat sebuah foto dimana gadis itu tengah memegang sekuntum bunga matahari. Dan di bawah foto itu adalah sebuah foto gadis itu dan pria itu sedang memegang bunga matahari secara bersamaan. Dipinggir foto itu ada sebuah tulisan 'sun flower is funny and the power'

#flashback#
"Kau begitu menyukai bunga matahari." Seru seorang pria.
"Tentu saja aku sangat menyukai bunga ini, oppa." Jawab seorang gadis yang kini sedang memegang sekuntum bunga matahari.
"Kenapa kau sangat menyukainya, Suzy?" Tanya Jongdae, pria itu.
"Because I think, sun flower is funny and the power." Jawab Suzy.
"Lucu? Apa yang lucu dari bunga itu?" Tanya Jongdae heran.
"Entahlah. Yang jelas menurut ku bunga ini lucu dan selalu memberi keceriaan." Jawab Suzy.
"Lalu kenapa kau menyebut nya kekuatan?" Tanya Jongdae lagi.
"Karena namanya saja bunga matahari. Berarti bunga ini adalah bunga dari matahari. Bukankah matahari adalah sumber kekuatan?" Ujar Suzy.
"Hm, kau benar." Sahut Jongdae.
"Bagaimana jika kita berfoto dengan bunga ini?" Usul Jongdae.
"Aku ingin sendiri dulu berfoto. Kau ambilkan foto ku, ya?" Kata Suzy.
"Tentu." Sahut Jongdae.

CEKLEK

Satu jepretan foto Suzy telah diambil. Lalu Jongdae dan Suzy berfoto berdua bersama bunga matahari itu.
#flashback end#

Pria itu yang ternyata adalah Kim Jongdae kemudian membuka lembaran kedua album foto itu.

-lembar kedua album-
Terlihat Jongdae dan gadis itu yang adalah Suzy sedang berfoto di dapur. Mereka sedang memasak. Di samping foto itu, ada foto Suzy tengah memanyunkan bibirnya kesal dengan muka penuh tepung. Dan di bawah foto itu terdapat sebuah foto beberapa cupcake gosong. Di samping foto cupcake itu terdapat tulisan 'make a happy cupcake. But Suzy angry to me. Hahaha I am sorry, Bae Suzy. I am so happy today'.

#flashback#
"Oppa, ayo kita membuat cupcake." Ajak Suzy.
"Cupcake?" Tanya Jongdae heran.
"Ya! Kau mau kan?" Ajak Suzy lagi.
"Baiklah." Jawab Jongdae.
Lalu mereka berdua berjalan menuju dapur. Di dapur, alat dan bahan pembuatan cupcake telah disiapkan. Seperti nya Suzy menyiapkan ini dengan sangat baik.
Mereka mulai membuat adonan cupcake. Setelah adonan cupcake itu siap dan sudah dicetak, mereka memasukkan cupcake itu ke dalam open.
"Ayo kita bereskan semua peralatan ini." Ujar Suzy.
"Ya." Jawab Jongdae.
Saat sedang membereskan alat-alat yang tadi sudah digunakan tiba-tiba sebuah ide jahil muncul diotak Jongdae. Jongdae mengambil segenggam tepung lalu mengoleskannya pada wajah Suzy. Dan jadilah wajah Suzy penuh dengan tepung.
"Hahaha wajahmu lucu! Biar ku ambil fotomu!" Seru Jongdae jahil lalu tanpa permisi memotret Suzy.
"Hey!! Kau sangat menyebalkan!!" Teriak Suzy kesal.
Kemudian Suzy mengejar Jongdae dan dengan sigap Jongdae berlari menghindari Suzy. Mereka terlalu asyik kejar-kejaran sampai lupa dengan cupcakenya.
Setelah lama saling kejar-mengejar mereka merasa lelah dan berhenti.
"Baiklah maafkan aku." Ujar Jongdae sambil sedikit terkekeh dan nafasnya terengah-engah.
"Ck baiklah!" Sahut Suzy yang ikut terengah-engah karena lelah mengejar Jongdae.
"Cupcakenya!!" Seru mereka berdua begitu teringat dengan cupcake yang sedang mereka panggang lalu berlari menuju dapur.
Saat mengeluarkan cupcake dari open, mereka sama-sama terkejut. Cupcakenya gosong!
#flashback off#

Jongdae kemudian membuka lembaran album itu kembali.

-lembar ketiga album-
Terdapat sebuah foto dimana Jongdae dan Suzy berfoto saat musim salju. Di samping foto itu, terdapat foto boneka salju. Dan di bawah foto itu terdapat tulisan 'Winter time! You and me make a snow doll and his name is Kim Bae’

#flashback#
"Musim salju!" Seru Suzy bersemangat.
"Hm!" Sahut Jongdae.
"Ayo kita berfoto!" Seru Suzy.
"Ayo!" Sahut Jongdae.
Kemudian mereka berdua berfoto bersama.
"Bagaimana jika kita membuat boneka salju?" Usul Suzy.
"Tentu! Itu ide yang sangat bagus." Jawab Jongdae.
Kemudian, mereka berdua membuat boneka salju dan memotretnya.
"Kita beri nama boneka salju ini Suzy snowdoll!" Seru Suzy.
"Hey! Tidak hanya kau yang membuatnya! Jadi seharusnya ada nama ku juga!" Protes Jongdae.
"Lalu apa namanya?" Tanya Suzy.
"Bagaimana kalau Kim Bae snowdoll?" Usul Jongdae.
"Kim Bae? Bukankah itu marga kau dan aku? Itu nama yang bagus!" Suzy menyetujui usulan Jongdae.
#flashback end#

-lembar keempat album-
Jongdae dan Suzy sedang berada di Namsan Tower dan tengah memegang sebuah gembok dan kunci. Suzy memegang kunci dan Jongdae memegang gembok. Hanya satu foto. Di bawah foto itu terdapat tulisan 'Now, you are mine, Bae Suzy. Dont ever leave me. And I am happy because you give me a kiss. I love you'

#flashback#
"Kenapa kau mengajakku ke Namsan Tower?" Tanya Suzy heran.
"Aku ingin bicara satu hal padamu. Dan aku mengajakmu ke Namsan Tower supaya terkesan romantis dan tak terlupakan." Kata Jongdae.
"Apa itu?" Tanya Suzy penasaran.
"Bae Suzy, aku telah lama memendam perasaan ini. Aku ingin mengatakan hal ini padamu daridulu, tapi aku memilih menunggu waktu yang tepat. Nona Bae, aku mencintaimu. Maukah kau menjadi milikku?" Tanya Jongdae sambil menggenggam tangan Suzy.
Suzy kaget mendengar ucapan Jongdae, ia melepas genggaman tangan Jongdae dan membelakanginya.
"Ada apa? Apa kau tak mencintaiku?" Tanya Jongdae heran.
Suzy tak menjawab.
"Baiklah. Maafkan aku. Lupakan saja ucapanku barusan" Ujar Jongdae sedih.
Suzy berbalik dan menangkup wajah Jongdae lalu secara tiba-tiba mencium bibir Jongdae. Perlakuan Suzy membuat Jongdae kaget. Namun setelah sadar dari keterkagetannya, Jongdae ikut memejamkan matanya dan memeluk pinggang Suzy.
Setelah cukup lama berciuman, Suzy melepaskan tautan bibirnya dari bibir Jongdae.
"Aku juga mencintaimu." Ujar Suzy sambil tersenyum.
"Benarkah?" Tanya Jongdae memastikan.
"Apa aku terlihat seperti sedang bercanda?" Sahut Suzy.
Jongdae tersenyum lalu memeluk Suzy, "Terima kasih."
"Hey, aku hampir lupa!" Seru Jongdae secara tiba-tiba lalu melepaskan pelukannya.
"Ada apa?" Tanya Suzy heran.
"Karena kita sedang berada di Namsan Tower, bagaimana jika kita menuliskan nama kita di gembok dan memasangnya disini?" Seru Jongdae sambil mengeluarkan sebuah gembok beserta kuncinya dan sebuah spidol.
"Ide bagus!" Sahut Suzy.
Lalu mereka berdua menuliskan nama mereka pada gembok itu. Setelah itu, mereka berfoto bersama gembok dan kunci itu.
"Kenapa aku yang harus memegang kunci? Kenapa kita tak membuang kunci ini ke bawah saja seperti pasangan lainnya?" Tanya Suzy heran saat selesai berfoto.
"Sebab kau yang harus menjadi kunci hubungan ini. Kau juga harus menyimpan kunci itu baik-baik. Jika hubungan kita berakhir, kau boleh kesini dan membuka gembok ini. Dan jika hubungan kita tak pernah berakhir, kau harus menyimpan kunci ini dengan baik. Jangan pernah menghilangkan kunci ini, karena jika itu terjadi, maka hubungan kita hancur tidak jelas, tidak berakhir ataupun berlanjut. Kau ingat itu, Nona Bae." Jelas Jongdae.
"Baiklah, aku mengerti." Jawab Suzy.
Setelah itu mereka memasang gembok itu. Dan tiba-tiba, kepala Suzy terasa sangat sakit. Itu membuat keseimbangan tubuhnya hilang lalu jatuh pingsan. Hal itu membuat Jongdae sangat panic lalu meminta bantuan orang-orang sekitar untuk membawa Suzy ke dalam mobilnya. Karena terlalu panik, ia tak sadar jika Suzy telah menjatuhkan kunci dari gembok itu.
ɷ
"Aku khawatir padamu." Ucap Jongdae lirih.
Suzy telah bangun dari pingsannya.
"Aku baik-baik saja, oppa." Kata Suzy menenangkan.
"Syukurlah." Sahut Jongdae lega.
Kemudian, Suzy teringat akan kunci itu. Kunci yang kini tertinggal di Namsan Tower dan hilang begitu saja.
"Kunci itu!" Seru Suzy panik sambil mencari-cari kunci itu ke dalam tasnya.
"Ada apa?" Tanya Jongdae heran.
"Aku.. Aku menghilangkan kunci itu, oppa. Maafkan aku… Hiks…" Sesal Suzy sambil terisak.
Melihat Suzy menangis, Jongdae menenangkannya. "Jangan menangis… Tak apa, itu hanya sebuah kunci."
"Tapi kau bilang kan bahwa aku harus menjaga kunci itu dengan baik? Hiks…"
"Tak apa. Tak usah dipikirkan. Aku percaya hubungan kita akan baik-baik saja."
"Ba..baiklah… Hiks…"
Suzy sudah sedikit tenang mendengar ucapan Jongdae kemudian berhenti terisak dan memeluk Jongdae.
'Semoga saja.' Batin Jongdae.
#flashback off#

Jongdae mulai menitikan air matanya. Sementara Suzy masih tak mengerti apa yang terjadi. Jongdae membuka lembaran album itu kembali.

-lembaran kelima album-
Terdapat sebuah foto Jongdae dan Suzy di rumah sakit. Suzy sedang memakai baju pasien rumah sakit. Dan di bawah foto itu terdapat foto Suzy yang tengah tersenyum sambil berbaring di tempat tidur dorong rumah sakit. Sudut matanya menitikan air mata. Di samping foto itu terdapat tulisan yang ditulis tidak rapih, tulisan itu adalah 'You must healthy for me. I will waiting for you. I really really love you, Bae Suzy'

#flashback#
Jongdae terduduk lemas mengingat apa yang diucapkan orangtua Suzy tadi.
'Suzy mempunyai penyakit kanker otak. Dan ia harus di operasi. Tapi dokter bilang, jika ia di operasi, seluruh ingatannya akan hilang. Ia takkan mungkin mengingatmu lagi, Jongdae. Maafkan kami.'
Ucapan orangtua Suzy masih terngiang di telinga Jongdae. Ia begitu kaget mendengarnya. Ia tak bisa menerima kenyataan pahit ini.
"Kenapa kau tak mengatakan hal ini padaku, Suzy? Kenapa? Kenapa?? Hiks…" Gumam Jongdae sambil terisak.
ɷ
"Berhenti menangis, oppa. Aku pasti takkan melupakanmu. Aku pasti akan mengingatmu dengan baik. Lihat.. Mata mu bengkak." Hibur Suzy.
"Benarkah itu?" Tanya Chen.
"Tentu saja. Berhenti menangis. Jika kau terus menangis, aku takkan jadi melakukan operasi ini."
"Tidak, lakukanlah! Aku ingin melihatmu sembuh."
"Tapi kau terus menangis karena hal ini. Aku tak mau kau sedih."
Jongdae berusaha tersenyum tulus meski sangat sulit, "Aku tak sedih."
"Benarkah?"
"Ya, tentu saja."
"Oppa, ayo kita berfoto."
"Baiklah jika kau mau."
Kemudian mereka berdua berfoto bersama. Hanya satu kali jepretan.
ɷ
Kini Suzy sedang tidur di atas tempat tidur dorong rumah sakit. Ia akan segera di operasi. Sebelum di operasi, Jongdae mengambil foto Suzy dan Suzy tersenyum pada kamera.
'Semoga kau tak melupakanku, Suzy.' Batin Jongdae.
#flashback off#

Jongdae menangis, ia tak dapat menampung air matanya lagi. Setalah lembaran kelima, tak ada lagi foto pada lembaran selanjutnya.
Suzy menatap Jongdae bingung, "Kau kenapa?"
"Aku tak apa-apa." Sahut Jongdae sambil menghapus air mata nya.
"Maaf, aku tak bisa mengingatmu." Sesal Suzy.
"Tak apa." Jawab Jongdae sambil berusaha tetap tersenyum.
"Maafkan aku, tapi bisakah kau pergi sekarang? Kepalaku terasa sangat pusing." Pinta Suzy.
"Begitukah? Baiklah. Istirahatlah." Ucap Jongdae tersenyum lalu meninggalkan Suzy.
Saat menutup pintu kamar inap Suzy, Jongdae kembali menangis. Hatinya begitu sakit menerima kenyataan bahwa Suzy tak bisa mengingatnya kembali. Karena jika terlalu dipaksa, itu akan membuat kepala Suzy terasa sangat sakit akibat mengingat masalalunya yang tak bisa ia ingat. Dan Jongdae tak ingin hal itu terjadi. Ia mengalah pada takdir. Ia akan membuat Suzy mencintainya lagi tanpa perlu mengingat masalalunya. Ia berjanji pada dirinya sendiri akan selalu berada di samping Suzy.
"Aku sangat mencintaimu, Suzy. Aku pasti akan membuatmu mencintaiku lagi dan menjadi milikku sepenuhnya."
ɷ

HunHan Couple EXO Fanfiction // What's Wrong? -oneshoot-

Title : What’s Wrong? -oneshoot-
Cast : Xi Luhan (EXO), Oh Sehun (EXO), and other cast.
Genre : yaoi, sad
Warning : typo’s everywhere. Dont read if you not like. Please leave a comment or like.
Author : Oh Shara aka Andini A Rusli

Facebook : Andini Annarchy Rusli (Andin)




Bagaimana bisa? Bagaimana bisa aku mengalami hal semacam ini? Bagaimana bisa aku menikah dengan seseorang yang tidak ku cintai? Aku tak bisa. Aku tak bisa melakukan semua kegilaan ini. Tapi apa daya? Aku memang harus menikahi yeoja itu.
Aku hanya mencintai dia. Dia yang aku cintai. Takkan pernah ada selain dia yang aku cintai. Aku bahagia bersama nya. Tapi kenapa? Kenapa aku dan dia tak bisa bersama? Kenapa kami harus berpisah? Apa karna hubungan kami terlarang? Apa karna hal itu? Persetan dengan semua itu!
Aku mencintainya. Dialah namja ku. Namja yang aku cintai. Nama nya Oh Sehun. Dan aku? Aku pun seorang namja. Nama ku Xi Luhan. Apa kau heran? Apa yang kau heran kan? Kau heran karna aku mencintai seorang namja? Itu artinya kau sama saja dengan mereka! Mereka yang tega memisahkan aku dengan Sehun. Mereka yang tak memikirkan perasaan ku dan Sehun. Mereka yang aku benci.
Dengar! Aku dan Sehun sudah saling mengenal sejak 2 tahun yang lalu. Dan tepat 1 tahun yang lalu, aku menjalin hubungan dengan nya. Yang bagi semua orang, hubungan kami tak pantas. Apa nya tak pantas? Kami saling mencintai. Dan kalian tak berhak memisahkan kami. Aku bahagia bersama nya. Dia orang yang selalu membuat hari-hari ku terasa indah. Dia yang selalu memperhatikan ku. Dia yang mencintai ku.


#Flashback#
“Lu ge!” Teriak Sehun.
“Ne, Sehunie?!” Tanya ku.
“Gege, saranghae.” Ucapnya sambil memegang tangan ku lembut. Perbuatan nya membuat pipi ku bersemu merah.
“Nado saranghae.” Jawab ku lembut.
“Lu ge, kau ingin berjanji padaku?” Ujar Sehun.
“Berjanji apa?” Tanya ku heran.
“Berjanji untuk tetap bersama ku. Jangan pernah meninggalkan ku, gege.” Pinta nya.
Aku tersenyum menatap nya. Ku perhatikan wajah nya sebelum menjawab. Dia tampan.
“Ya, aku berjanji, Sehunie.”
#Flashback end#


Janji itu.. Aku mengingkari janji itu. Janji yang seharusnya aku tepati, tapi malah aku ingkari.
Oh Sehun. Namja ku. Namja yang baik, tampan, dan polos. Entah siapa diantara kami yang menjadi uke atau seme. Namun yang jelas, Sehun selalu beranggapan bahwa dirinya seme. Tapi menurut ku, jika dia seme, seharusnya dia bertingkah seperti seme pada umum nya. Tapi nyata nya tidak. Dia bertingkah seperti anak kecil dan sangat tak pantas jika menjadi seme. Maklum, dia lebih muda dariku. Dia menganggap aku uke karna wajah ku. Menurutnya, wajah ku seperti yeoja. Benarkah itu?
Ahh.. Sehun. Mengingat nya membuat hatiku sakit. Berkali-kali aku bertanya, KENAPA SEMUA KETIDAK ADILAN INI TERJADI PADAKU?
Semua ini bermula pada saat keluarga ku tau aku berhubungan dengan seorang namja. Mereka beranggapan aku namja yang tak normal. Apanya yang tak normal? Oke. Mungkin di mata semua orang jika dua namja saling mencintai itu salah. Tapi apanya yang salah jika itu adalah kekuatan cinta? Cinta sejati bisa datang pada siapa saja bukan?
Lalu, orangtua ku menjodohkan aku dengan seorang yeoja bernama Yoon Sohee. Yeoja yang sama sekali tidak aku kenal tapi harus aku nikahi. Cih! Ketidak adilan macam apa ini? Orangtua ku memisahkan aku dari Sehun. Mereka menemui Sehun dan meminta Sehun menjauhi ku. Bahkan mereka meminta Sehun untuk jangan pernah menemui ku lagi. Cih! Apa yang mereka lakukan? Sebegitu tegakah mereka pada ku dan Sehun?
Pada saat hubungan ku dengan Sehun tepat satu tahun, aku haruslah mengucapkan sumpah pernikahan dengan yeoja itu. Yeoja pembawa sial! Berani sekali masuk ke kehidupan ku dan memisahkan aku dengan Sehun.
Saat ini, di depan seorang pastur dan semua orang, aku haruslah mengucapkan janji suci sebuah pernikahan. Haruskah aku melakukan nya? Mengapa mereka semua begitu memaksa ku?
“Ya, aku bersedia.” Dengan berat hati aku mengucapkan nya.
“Luhan gege!” Teriakan seseorang mengagetkan ku. Teriakan ini. Aku mengenali nya. Aku mengenali siapa yang berteriak. Dia.. Oh Sehun.
Aku mencari ke seluruh sudut ruangan. Aku menemukan nya. Menemukan nya tengah berdiri di ambang pintu. Wajah nya kusut. Seperti nya dia habis menangis.
Aku berlari mendekati nya dan memeluknya. “Sehunie.”
“Gege, aku merindukan mu.”
Seperti nya, perbuatan ku membuat semua orang syok melihatnya. Terbukti. Kini mata semua yang menghadiri acara pernikahan ku sedang menatap ku dan Sehun dengan penuh tanda tanya.
“Xi Luhan! Apa yang kau lakukan?!” Teriakan ayah ku menggema di seluruh penjuru ruangan. Sepertinya dia murka. Ah! Aku tak peduli.
Aku terus memeluk Sehun. Melampiaskan rasa rindu ku padanya.
“Boghoshipeo.” Ucap ku.
“Nado, gege.” Jawabnya.
Lalu, ku dengar langkah beberapa orang mendekati ku dan Sehun. Orang-orang itu memisahkan ku dari Sehun. Membawa Sehun secara paksa keluar dari ruangan ini.
“Sehunie! Yakk!! Lepaskan aku!!” Teriak ku memberontak dari jeratan orang-orang yang memegangi ku.



PLAK


Sebuah tamparan mendarat di pipi ku. Entah sejak kapan, ayah ku telah berada di depan ku.
“Cepat kembali dan lanjutkan acara pernikahan nya, Xi Luhan!” Teriak ayah ku.
“Aku tak mau!” Jawab ku.



PLAK



Kembali, ayah ku kembali menampar pipi ku dengan keras. Membuat ku seketika lemas. Sudut bibir ku berdarah. Lalu, orang-orang yang menahan ku membawa ku ke depan pastur untuk melanjutkan pernikahan ku dengan yeoja ini. Dan dengan berat hati, aku melanjutkan pernikahan ini. Semua orang yang menghadiri acara pernikahan ini syok melihat tingkah ku. Mungkin mereka telah mengetahui bahwa aku mencintai seorang namja. Tapi aku tak mempedulikan itu.
Setelah acara pernikahan selesai, aku segera berlari keluar ruangan mencara sosok Oh Sehun. Namun, aku tak dapat menemukan nya dimana pun.
“Kau mencari nya?” Tanya ayah ku.
“Ne! Dimana dia?!” Teriak ku.
“Aku sudah mengirim nya ke sebuah tempat dimana kau takkan pernah menemukan nya.” Jawab ayah ku dengan menyunggingkan senyum licik nya.
“Hidup normal lah dengan Sohee jika kau ingin Sehun baik-baik saja.” Ujar ayah ku.
Seketika, air mata ku mengalir. Hatiku begitu sakit mendengar apa yang ayah ku lakukan terhadap Sehun. Ia begitu kejam di sebut sebagai seorang ayah.
Kemudian ayah ku memeluk ku. Entah apa sebabnya.
“Maafkan aku. Ini semua demi kebaikan mu. Jangan membenci ku. Ku mohon jangan pernah membenci ku. Aku melakukan semua ini karna aku menyayangi mu. Aku ingin kau hidup normal seperti pria lain nya. Ku mohon maafkan aku.” Ucap ayah ku. Kemudian, ayah ku ikut menangis bersama ku.
Apa yang harus aku lakukan?
-3 tahun kemudian-
Semenjak peristiwa itu, aku hidup sebagai namja normal. Kini aku mulai bisa menerima Sohee meski sampai saat ini aku masih belum mau melakukan hubungan suami-istri dengan nya. Sohee memaklumi tindakan ku.
Namun, hingga saat ini pun, aku masih belum bisa melupakan Sehun. Di hati ku masih ada nama nya. Cinta ku pada Sehun masih ada. Entah sampai kapan aku akan terus mencintai nya. Mungkin sampai aku mati? Entahlah…
Saat ini aku sedang sendiri di pinggir Sungai Han. Menikmati sore hari yang indah. Biasa nya saat aku masih bersama Sehun, aku akan menghabiskan waktu bersama nya hingga malam tiba disini.
Sehun.. Aku sangat merindukan nya.



BUGH


Tiba-tiba, sebuah bola basket mengenai kepala ku. Dan itu rasanya sangat sakit.
Tak lama kemudian, seorang namja menghampiri dan langsung membungkuk untuk mengambil bola itu. Namja itu memakai topi, membuat wajah nya tak jelas terlihat.
“Mianhamnida. Aku tak sengaja melakukan nya. Mau kah kau memaafkan ku?” Tanya namja itu sambil membuka topi nya.
Saat namja itu membuka topi nya, aku sangat terkejut melihat wajah namja itu. Jantungku berdetak lebih cepat. Sedetik kemudian, sesuatu tengah menerobos ingin keluar dari mata ku.
“Oh Sehun..” Gumam ku menatap namja itu tak percaya.
“Luhan gege..” Ucap namja itu tak kalah kaget seperti ku.
“Yakk!! Sehun-ah, cepat bawa bola itu kemari!” Teriak salah satu teman bermain basket nya menunggu Sehun membawa bola basket itu.
“Tunggu sebentar, Tao-ya!” Jawab Sehun juga berteriak.
“Aku..aku tak percaya ini kau.” Gumam ku.
“Aku juga tak mempercayai nya.” Jawab Sehun.
“Aku merindukan mu!” Ujar ku langsung memeluk Sehun erat. Melampiaskan rasa rindu ku padanya. Air mata kemudian mengalir dari mata ku.
“Aku juga merindukan mu, gege.” Jawab Sehun.
Aku sangat bahagia bisa bertemu dengan nya. Aku bahgia! Aku bahagia! Meski aku takkan bisa bersama Sehun lagi, tapi tak mengapa. Yang terpenting adalah, aku menemukan nya sekarang.
***

“Jadi.. Bagaimana kabar mu?” Tanya Sehun.
Kini, kami sedang duduk di salah satu kursi yang ada di dekat Sungai Han.
“Aku baik-baik saja.” Jawab ku.
“Syukurlah.” Katanya.
“Sehunie, aku ingin minta maaf atas sikap ayah ku 3 tahun yang lalu.” Ucap ku dengan nada menyesal.
“Sssttt.. Aku sudah melupakan semua itu. Tolong jangan membicarakan hal ini lagi.” Pinta nya sambil menempelkan jari telunjuk nya di bibir ku.
“Baiklah.” Jawab ku.
“Jadi gege… Apakah gege bahagia bersama yeoja itu?” Tanya Sehun.



DEG



Jantung ku berdetak lebih cepat mendengar pertanyaan Sehun. Kenapa ia harus menanyakan itu?
“Gege, kau tak mau menjawab pertanyaan ku?” Tanya nya lagi.
“Aku.. Aku bahagia bersama Sohee. Tapi aku akan jauh lebih bahagia jika bersama mu.” Jawab ku.
Sehun terdiam. Menundukkan kepala nya menatap tanah.
“Dan kau.. Apakah kau sudah mempunyai yeojachingu?” Tanya ku.
“Yeojachingu? Aku.. Aku sudah mempunyai nya. Bahkan aku sudah bertunangan dengan nya. Lihat ini.” Jawab nya sambil mengacungkan tangan nya. Menunjukkan letak dimana cincin itu berada.
“Saat aku bersedih dan terpuruk kehilangan mu, eomma dan appa ku mempertemukan aku dengan seorang yeoja. Yeoja itu bernama Oh Shara. Shara sangat baik dan perhatian padaku. Dia selalu bersabar meski aku selalu membentak nya. Hingga pada akhirnya, aku pun membuka hati ku untuk nya. Lalu keluarga ku dan keluarga nya setuju untuk membuat kami bertunangan.” Lanjut nya.
“Jinjayo? Apa kau bahagia?” Tanya ku.
“Bahagia? Itu tak masalah bagi ku, gege. Semua yang terjadi dalam hidup ku, aku percaya pasti akan membuat hidup ku bahagia.” Jawab nya.
“Begitukah…” Gumam ku.
“Apa.. Apa kau masih men..mencintai ku?” Tanya ku gugup. Aku begitu penasaran ingin menanyakan hal ini.
Sehun menatap ku lembut. Ia tersenyum. Kemudian memegang kedua bahu ku.
“Gege, aku masih mencintai mu. Tapi maaf, kau dan aku takkan mungkin bersama lagi. Appa mu benar, gege. Kita harus hidup normal sebagaimana mesti nya. Mianhae.”
Aku tersentak mendengar jawaban nya. Ia benar. Tapi aku harus bagaimana? Aku masih belum bisa melupakan mu, Oh Sehun.
“Gege, kita masih bisa menjadi sepasang hyung dan dongsaeng. Tidak sebagai sepasang kekasih lagi. Kau ingat? Kita sudah mempunyai yeoja masing-masing. Kita masih bisa bersama. Namun bersama sebagai adik-kakak dan membawa pasangan kita untuk saling bertemu.” Ucap nya.
“Baiklah, jika itu mau mu. Aku bisa menerima nya. Bolehkah aku memeluk mu?” Tanya ku.
“Tentu, gege.” Jawab nya sambil tersenyum lalu membawa ku ke dalam pelukan nya.
Baiklah.. Yang terpenting kita masih bisa bersama meski bukan sebagai sepasang kekasih lagi.
***

Semenjak hari itu, aku dan Sehun sering bertemu. Namun kami membawa pasangan hidup kita masing-masing. Kami sering mengadakan acara bersama. Seperti jalan-jalan bersama, lunch, dinner, atau semacam nya.
Tak mengapa meski kini aku dan Sehun tak dapat bersama lagi. Yang terpenting, aku masih bisa melihat nya, melihat senyum manis nya, bertemu dengan nya, dan tertawa bersama nya.
Aku masih sangat mencintai mu, Oh Sehun.
***
 END