Entri Populer

Selasa, 20 Mei 2014

HunHan Couple EXO Fanfiction // What's Wrong? -oneshoot-

Title : What’s Wrong? -oneshoot-
Cast : Xi Luhan (EXO), Oh Sehun (EXO), and other cast.
Genre : yaoi, sad
Warning : typo’s everywhere. Dont read if you not like. Please leave a comment or like.
Author : Oh Shara aka Andini A Rusli

Facebook : Andini Annarchy Rusli (Andin)




Bagaimana bisa? Bagaimana bisa aku mengalami hal semacam ini? Bagaimana bisa aku menikah dengan seseorang yang tidak ku cintai? Aku tak bisa. Aku tak bisa melakukan semua kegilaan ini. Tapi apa daya? Aku memang harus menikahi yeoja itu.
Aku hanya mencintai dia. Dia yang aku cintai. Takkan pernah ada selain dia yang aku cintai. Aku bahagia bersama nya. Tapi kenapa? Kenapa aku dan dia tak bisa bersama? Kenapa kami harus berpisah? Apa karna hubungan kami terlarang? Apa karna hal itu? Persetan dengan semua itu!
Aku mencintainya. Dialah namja ku. Namja yang aku cintai. Nama nya Oh Sehun. Dan aku? Aku pun seorang namja. Nama ku Xi Luhan. Apa kau heran? Apa yang kau heran kan? Kau heran karna aku mencintai seorang namja? Itu artinya kau sama saja dengan mereka! Mereka yang tega memisahkan aku dengan Sehun. Mereka yang tak memikirkan perasaan ku dan Sehun. Mereka yang aku benci.
Dengar! Aku dan Sehun sudah saling mengenal sejak 2 tahun yang lalu. Dan tepat 1 tahun yang lalu, aku menjalin hubungan dengan nya. Yang bagi semua orang, hubungan kami tak pantas. Apa nya tak pantas? Kami saling mencintai. Dan kalian tak berhak memisahkan kami. Aku bahagia bersama nya. Dia orang yang selalu membuat hari-hari ku terasa indah. Dia yang selalu memperhatikan ku. Dia yang mencintai ku.


#Flashback#
“Lu ge!” Teriak Sehun.
“Ne, Sehunie?!” Tanya ku.
“Gege, saranghae.” Ucapnya sambil memegang tangan ku lembut. Perbuatan nya membuat pipi ku bersemu merah.
“Nado saranghae.” Jawab ku lembut.
“Lu ge, kau ingin berjanji padaku?” Ujar Sehun.
“Berjanji apa?” Tanya ku heran.
“Berjanji untuk tetap bersama ku. Jangan pernah meninggalkan ku, gege.” Pinta nya.
Aku tersenyum menatap nya. Ku perhatikan wajah nya sebelum menjawab. Dia tampan.
“Ya, aku berjanji, Sehunie.”
#Flashback end#


Janji itu.. Aku mengingkari janji itu. Janji yang seharusnya aku tepati, tapi malah aku ingkari.
Oh Sehun. Namja ku. Namja yang baik, tampan, dan polos. Entah siapa diantara kami yang menjadi uke atau seme. Namun yang jelas, Sehun selalu beranggapan bahwa dirinya seme. Tapi menurut ku, jika dia seme, seharusnya dia bertingkah seperti seme pada umum nya. Tapi nyata nya tidak. Dia bertingkah seperti anak kecil dan sangat tak pantas jika menjadi seme. Maklum, dia lebih muda dariku. Dia menganggap aku uke karna wajah ku. Menurutnya, wajah ku seperti yeoja. Benarkah itu?
Ahh.. Sehun. Mengingat nya membuat hatiku sakit. Berkali-kali aku bertanya, KENAPA SEMUA KETIDAK ADILAN INI TERJADI PADAKU?
Semua ini bermula pada saat keluarga ku tau aku berhubungan dengan seorang namja. Mereka beranggapan aku namja yang tak normal. Apanya yang tak normal? Oke. Mungkin di mata semua orang jika dua namja saling mencintai itu salah. Tapi apanya yang salah jika itu adalah kekuatan cinta? Cinta sejati bisa datang pada siapa saja bukan?
Lalu, orangtua ku menjodohkan aku dengan seorang yeoja bernama Yoon Sohee. Yeoja yang sama sekali tidak aku kenal tapi harus aku nikahi. Cih! Ketidak adilan macam apa ini? Orangtua ku memisahkan aku dari Sehun. Mereka menemui Sehun dan meminta Sehun menjauhi ku. Bahkan mereka meminta Sehun untuk jangan pernah menemui ku lagi. Cih! Apa yang mereka lakukan? Sebegitu tegakah mereka pada ku dan Sehun?
Pada saat hubungan ku dengan Sehun tepat satu tahun, aku haruslah mengucapkan sumpah pernikahan dengan yeoja itu. Yeoja pembawa sial! Berani sekali masuk ke kehidupan ku dan memisahkan aku dengan Sehun.
Saat ini, di depan seorang pastur dan semua orang, aku haruslah mengucapkan janji suci sebuah pernikahan. Haruskah aku melakukan nya? Mengapa mereka semua begitu memaksa ku?
“Ya, aku bersedia.” Dengan berat hati aku mengucapkan nya.
“Luhan gege!” Teriakan seseorang mengagetkan ku. Teriakan ini. Aku mengenali nya. Aku mengenali siapa yang berteriak. Dia.. Oh Sehun.
Aku mencari ke seluruh sudut ruangan. Aku menemukan nya. Menemukan nya tengah berdiri di ambang pintu. Wajah nya kusut. Seperti nya dia habis menangis.
Aku berlari mendekati nya dan memeluknya. “Sehunie.”
“Gege, aku merindukan mu.”
Seperti nya, perbuatan ku membuat semua orang syok melihatnya. Terbukti. Kini mata semua yang menghadiri acara pernikahan ku sedang menatap ku dan Sehun dengan penuh tanda tanya.
“Xi Luhan! Apa yang kau lakukan?!” Teriakan ayah ku menggema di seluruh penjuru ruangan. Sepertinya dia murka. Ah! Aku tak peduli.
Aku terus memeluk Sehun. Melampiaskan rasa rindu ku padanya.
“Boghoshipeo.” Ucap ku.
“Nado, gege.” Jawabnya.
Lalu, ku dengar langkah beberapa orang mendekati ku dan Sehun. Orang-orang itu memisahkan ku dari Sehun. Membawa Sehun secara paksa keluar dari ruangan ini.
“Sehunie! Yakk!! Lepaskan aku!!” Teriak ku memberontak dari jeratan orang-orang yang memegangi ku.



PLAK


Sebuah tamparan mendarat di pipi ku. Entah sejak kapan, ayah ku telah berada di depan ku.
“Cepat kembali dan lanjutkan acara pernikahan nya, Xi Luhan!” Teriak ayah ku.
“Aku tak mau!” Jawab ku.



PLAK



Kembali, ayah ku kembali menampar pipi ku dengan keras. Membuat ku seketika lemas. Sudut bibir ku berdarah. Lalu, orang-orang yang menahan ku membawa ku ke depan pastur untuk melanjutkan pernikahan ku dengan yeoja ini. Dan dengan berat hati, aku melanjutkan pernikahan ini. Semua orang yang menghadiri acara pernikahan ini syok melihat tingkah ku. Mungkin mereka telah mengetahui bahwa aku mencintai seorang namja. Tapi aku tak mempedulikan itu.
Setelah acara pernikahan selesai, aku segera berlari keluar ruangan mencara sosok Oh Sehun. Namun, aku tak dapat menemukan nya dimana pun.
“Kau mencari nya?” Tanya ayah ku.
“Ne! Dimana dia?!” Teriak ku.
“Aku sudah mengirim nya ke sebuah tempat dimana kau takkan pernah menemukan nya.” Jawab ayah ku dengan menyunggingkan senyum licik nya.
“Hidup normal lah dengan Sohee jika kau ingin Sehun baik-baik saja.” Ujar ayah ku.
Seketika, air mata ku mengalir. Hatiku begitu sakit mendengar apa yang ayah ku lakukan terhadap Sehun. Ia begitu kejam di sebut sebagai seorang ayah.
Kemudian ayah ku memeluk ku. Entah apa sebabnya.
“Maafkan aku. Ini semua demi kebaikan mu. Jangan membenci ku. Ku mohon jangan pernah membenci ku. Aku melakukan semua ini karna aku menyayangi mu. Aku ingin kau hidup normal seperti pria lain nya. Ku mohon maafkan aku.” Ucap ayah ku. Kemudian, ayah ku ikut menangis bersama ku.
Apa yang harus aku lakukan?
-3 tahun kemudian-
Semenjak peristiwa itu, aku hidup sebagai namja normal. Kini aku mulai bisa menerima Sohee meski sampai saat ini aku masih belum mau melakukan hubungan suami-istri dengan nya. Sohee memaklumi tindakan ku.
Namun, hingga saat ini pun, aku masih belum bisa melupakan Sehun. Di hati ku masih ada nama nya. Cinta ku pada Sehun masih ada. Entah sampai kapan aku akan terus mencintai nya. Mungkin sampai aku mati? Entahlah…
Saat ini aku sedang sendiri di pinggir Sungai Han. Menikmati sore hari yang indah. Biasa nya saat aku masih bersama Sehun, aku akan menghabiskan waktu bersama nya hingga malam tiba disini.
Sehun.. Aku sangat merindukan nya.



BUGH


Tiba-tiba, sebuah bola basket mengenai kepala ku. Dan itu rasanya sangat sakit.
Tak lama kemudian, seorang namja menghampiri dan langsung membungkuk untuk mengambil bola itu. Namja itu memakai topi, membuat wajah nya tak jelas terlihat.
“Mianhamnida. Aku tak sengaja melakukan nya. Mau kah kau memaafkan ku?” Tanya namja itu sambil membuka topi nya.
Saat namja itu membuka topi nya, aku sangat terkejut melihat wajah namja itu. Jantungku berdetak lebih cepat. Sedetik kemudian, sesuatu tengah menerobos ingin keluar dari mata ku.
“Oh Sehun..” Gumam ku menatap namja itu tak percaya.
“Luhan gege..” Ucap namja itu tak kalah kaget seperti ku.
“Yakk!! Sehun-ah, cepat bawa bola itu kemari!” Teriak salah satu teman bermain basket nya menunggu Sehun membawa bola basket itu.
“Tunggu sebentar, Tao-ya!” Jawab Sehun juga berteriak.
“Aku..aku tak percaya ini kau.” Gumam ku.
“Aku juga tak mempercayai nya.” Jawab Sehun.
“Aku merindukan mu!” Ujar ku langsung memeluk Sehun erat. Melampiaskan rasa rindu ku padanya. Air mata kemudian mengalir dari mata ku.
“Aku juga merindukan mu, gege.” Jawab Sehun.
Aku sangat bahagia bisa bertemu dengan nya. Aku bahgia! Aku bahagia! Meski aku takkan bisa bersama Sehun lagi, tapi tak mengapa. Yang terpenting adalah, aku menemukan nya sekarang.
***

“Jadi.. Bagaimana kabar mu?” Tanya Sehun.
Kini, kami sedang duduk di salah satu kursi yang ada di dekat Sungai Han.
“Aku baik-baik saja.” Jawab ku.
“Syukurlah.” Katanya.
“Sehunie, aku ingin minta maaf atas sikap ayah ku 3 tahun yang lalu.” Ucap ku dengan nada menyesal.
“Sssttt.. Aku sudah melupakan semua itu. Tolong jangan membicarakan hal ini lagi.” Pinta nya sambil menempelkan jari telunjuk nya di bibir ku.
“Baiklah.” Jawab ku.
“Jadi gege… Apakah gege bahagia bersama yeoja itu?” Tanya Sehun.



DEG



Jantung ku berdetak lebih cepat mendengar pertanyaan Sehun. Kenapa ia harus menanyakan itu?
“Gege, kau tak mau menjawab pertanyaan ku?” Tanya nya lagi.
“Aku.. Aku bahagia bersama Sohee. Tapi aku akan jauh lebih bahagia jika bersama mu.” Jawab ku.
Sehun terdiam. Menundukkan kepala nya menatap tanah.
“Dan kau.. Apakah kau sudah mempunyai yeojachingu?” Tanya ku.
“Yeojachingu? Aku.. Aku sudah mempunyai nya. Bahkan aku sudah bertunangan dengan nya. Lihat ini.” Jawab nya sambil mengacungkan tangan nya. Menunjukkan letak dimana cincin itu berada.
“Saat aku bersedih dan terpuruk kehilangan mu, eomma dan appa ku mempertemukan aku dengan seorang yeoja. Yeoja itu bernama Oh Shara. Shara sangat baik dan perhatian padaku. Dia selalu bersabar meski aku selalu membentak nya. Hingga pada akhirnya, aku pun membuka hati ku untuk nya. Lalu keluarga ku dan keluarga nya setuju untuk membuat kami bertunangan.” Lanjut nya.
“Jinjayo? Apa kau bahagia?” Tanya ku.
“Bahagia? Itu tak masalah bagi ku, gege. Semua yang terjadi dalam hidup ku, aku percaya pasti akan membuat hidup ku bahagia.” Jawab nya.
“Begitukah…” Gumam ku.
“Apa.. Apa kau masih men..mencintai ku?” Tanya ku gugup. Aku begitu penasaran ingin menanyakan hal ini.
Sehun menatap ku lembut. Ia tersenyum. Kemudian memegang kedua bahu ku.
“Gege, aku masih mencintai mu. Tapi maaf, kau dan aku takkan mungkin bersama lagi. Appa mu benar, gege. Kita harus hidup normal sebagaimana mesti nya. Mianhae.”
Aku tersentak mendengar jawaban nya. Ia benar. Tapi aku harus bagaimana? Aku masih belum bisa melupakan mu, Oh Sehun.
“Gege, kita masih bisa menjadi sepasang hyung dan dongsaeng. Tidak sebagai sepasang kekasih lagi. Kau ingat? Kita sudah mempunyai yeoja masing-masing. Kita masih bisa bersama. Namun bersama sebagai adik-kakak dan membawa pasangan kita untuk saling bertemu.” Ucap nya.
“Baiklah, jika itu mau mu. Aku bisa menerima nya. Bolehkah aku memeluk mu?” Tanya ku.
“Tentu, gege.” Jawab nya sambil tersenyum lalu membawa ku ke dalam pelukan nya.
Baiklah.. Yang terpenting kita masih bisa bersama meski bukan sebagai sepasang kekasih lagi.
***

Semenjak hari itu, aku dan Sehun sering bertemu. Namun kami membawa pasangan hidup kita masing-masing. Kami sering mengadakan acara bersama. Seperti jalan-jalan bersama, lunch, dinner, atau semacam nya.
Tak mengapa meski kini aku dan Sehun tak dapat bersama lagi. Yang terpenting, aku masih bisa melihat nya, melihat senyum manis nya, bertemu dengan nya, dan tertawa bersama nya.
Aku masih sangat mencintai mu, Oh Sehun.
***
 END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar