Entri Populer

Kamis, 07 Agustus 2014

Park Jimin BTS FanFiction // Summer -oneshoot-



 


Title : Summer -oneshoot-
Cast : Sung Ji Hyo (OC), Kim Hye Won (OC), Park Jimin (BTS)
Genre : Friendship, sad, and other.
Warning : alur terlalu cepat! Typo's every where. Dont read if you not like. Please leave Coment and Like. Thankyou for reading.
Author : Oh Shara

Facebook : Andini Annarchy Rusli (Andin)
Cover by : Gray



-Author POV-
Di salah satu kelas dalam sekolah Kyungdae International High School, terlihat salah satu guru seni di sekolah itu sedang menerangkan materi pembelajaran nya. Dan mau tak mau, semua murid haruslah menyimak apa yang di sampaikan oleh Kim seongsanim.
"Jadi, hidup tak akan bisa di pisahkan dengan unsur seni. Dalam hidup, pasti akan selalu di iringi dengan-"
"Jwoseonghaamnida, seongsanim." Ujar seorang yeoja memotong ucapan Kim seongsanim.
Kim seongsaanim dan semua murid di kelas ini menoleh ke arah yeoja itu, membuat seketika yeoja itu menjadi pusat perhatian kelas saat ini.
Kim seongsanim menatap tajam yeoja itu. "Terlambat lagi? Sampai kapan kau akan berhenti datang terlambat Nona Sung?"
Yeoja itu, Sung Ji Hyo hanya menggaruk kepala nya yang tak gatal. "Kkk~ jwoseonghamnida, seongsanim."
"Untuk saat ini, jangan masuk ke dalam kelas!" Kata Kim seongsanim tegas.
"Ta.. Tapi.. Ku mohon.. Untuk saat ini saja. Ijinkan aku mengikuti mata pelajaran mu." Pinta Jihyo
"Tak bisa!" Seru Kim seongsanim.
Jihyo hanya mengehela nafas nya lalu berbalik meninggalkan kelas ini.
***
"Yakk!! Sung Ji Hyo! Kenapa kau datang terlambat lagi eoh?!" Tanya Hyewon, sahabat dari Jihyo.
Mereka sedang berada di kantin sekolah sekarang.
"Aku menyiapkaan bekal makanan untuk Jimin oppa. Kkk~." Jawab Jihyo terkekeh.
Hyewon menggelengkan kepala nya. "Sudah ku duga."
Jihyo hanya terkekeh menanggapi ucapan Hyewon.
"Berhentilah bersikap seperti itu, Ji-ah." Ujar Hyewon.
"Aku tak bisa. Aku tak mau mnegecewakan. Jimin oppa." Kata Jihyo.
"Tapi kau tak boleh memaksakan diri. Jika karena itu kau terus saja datang terlambat." Kata Hyewon menasihati sahabat nya.
"Molla. Biarkan saja. Asalkan Jimin oppa bahagia, tak apa jika aku harus kena marah seongsaanim. Kkk~." Ucap Jihyo.
Hyewon hanya memutar bola malas menanggapi ucapan Jihyo.
"Chagia, apa kau membawakan aku bekal makanan lagi?" Tanya Jimin yang tiba-tiba datang dan langsung duduk di samping Jihyo.
"O? Oppa! Kau mengagetkan ku!" Seru Jihyo.
Jimin hanya tersenyum menanggapi nya.
"Aku membawakan mu bekal makanan lagi, oppa! Aku membuatkan sushi untuk mu." Ujar Jihyo.
"Sushi? Wuahh!! Uri chagi rupa nya sudah pintar memasak. Kkk~." Kata Jimin sambil terkekeh.
"Aigoo, jangan berlebihan. Aku malu, oppa!" Seru Jihyo. Pipi nya bersemu merah.
"Kajja! Aku ingin kau menyuapi ku!" Pinta Jimin.
"O? Menyuapi mu? Tapi aku malu, oppa." Ucap Jihyo.
"Ayolah! Suapi aku." Rengek Jimin.
"Baiklah. Dasar manja!" Seru Jihyo sambil mencubit hidung Jimin.

'Rasa nya.. Sangat sakit..'

"Won-ah, apa kau ingin mencoba nya?" Tanya Jimin sambil tersenyum ke arah Hyewon.
"Euh? Ani, oppa." Jawab Hyewon tersenyum kaku.

'Senyuman itu, aku menyukai nya.'

"Yakk!! Pelan-pelan! Aku belum selesai mengunyah yang tadi!" Teriak Jimin karena Jihyo terus saja menyuapi nya makanan padahal makanan di dalam mulut nya masih penuh.
"Kkk~ mianheyo." Ujar Jihyo.
"Apa kau mau aku suapi juga?" Tanya Jimin.
"O? Tak usah. Kau saja yang makan, oppa.". Sahut Jihyo.
"Tak ada penolakan. Ayo buka mulut mu. Aaaaa~." Kata Jimin sambil menyuapkan sushi itu ke mulut Jihyo.
Mau tak mau, Jihyo harus membuka mulut nya untuk menerima sushi itu ke dalam mulut nya.
"Oppa, aku malu. Kenapa kita makan suap-suapan? Disini kan banyak orang." Ucap Jihyo.

'Sakit sekali melihat mereka seperti itu. Andai aku berada pada posisi Jihyo.'

"Gwenchana, chagia. Biarkan saja, tak usah mempedulikan mereka." Ujar Jimin.
"Ba.. Baiklah.." Sahut Jihyo pasrah.

'Suatu saat nanti, aku akan menggantikan mu di samping Jimin oppa.'
***
"Won-ah, mianhae. Tadi aku mencampakkan mu." Sesal Jihyo saat mereka sudah berada di dalam ruangan kelas.
"Gwenchana. Asalkan Jimin oppa bisa bahagia." Sahut Hyewon.
"O?" Seru Jihyo kaget dengan ucapan Hyewon.
"Ne. Asalkan Jimin oppa bahagia seperti itu. Kau juga." Ujar Hyewon.
"Kkk~ gomapta, Won-ah!" Seru Jihyo senang.

'Kesenangan mu akan segera berakhir, Jihyo-ah."

"Won-ah! Cepat cari namjachigu supaya kita bisa berkencan bersama." Ujar Jihyo.
Hyewon tersenyum simpul. "Namjachingu? Seperti nya sulit."
"Sulit? Wae?" Tanya Jihyo heran.
"Aku sedang menyukai seorang namja tampan. Tapi, dia sudah mempunyai yeojachingu. Jadi sulit untuk ku mendekati nya." Jawab Hyewon.
"Aishh! Jijayo? Kau tak boleh menyerah, Won-ah! Aku akan membantu mu untuk mendapatkan namja itu! Hwaiting!" Seru Jihyo bersemangat sambil melipat kedua tangan nya di depan dada.
"Apa kau yakin?" Tanya Hyewon.
"Tentu! Sangat yakin!" Seru Jihyo.
"Tapi.. Siapa namja itu?" Tanya Jihyo penasaran.
"Nanti pun kau tau." Jawab Hyewon tersenyum penuh arti.

'Benarkah kau bisa membantu ku? Lantas, apa yang akan kau lakukan jika ternyata namja itu adalah namjachingu mu?'
***
"Jwoseonghamnida, seongsanim." Ujar Jihyo. Nampak nya ia terlambat lagi.
"Yakk!! Sung Ji Hyo! Kau selalu datang terlambat eoh?!" Teriak Kim seongsanim.
"Jwoseonghamnida. Aku tak akan mengulangi nya lagi. Yaksok!" Seru Jihyo.
"Kau selalu berkata seperti itu. Namun nyata nya? Kau tetap saja datang terlambat!" Kata Kim seongsanim.
"Tapi, seongsanim-"
"Tapi apa?! Sebagai hukuman nya, cepat bersihkan toilet!" Seru Kim seongsanim tegas memotong perkataan Jihyo.
"Mwo?!" Seru Jihyo kaget.
"Cepat bersihkan! Dan harus bersih saat jam pelajaran ku selesai!" Kata Kim seongsanim tegas.
"Ba.. Baiklah.." Ujar Jihyo pasrah.
***
"Aishh!! Melelahkan sekali!" Gerutu Jihyo saat selesai membersihkan toilet.
"Ige! Minumlah! Kau pasti haus." Ujar Hyewon.
"Ahh.. Gomapta, Won-ah!" Seru Jihyo lalu langsung meneguk minuman yang di berikan oleh sahabat nya.
"Kau terlambat karena menyiapkan bekal untuk Jimin oppa lagi?" Tanya Hyewon.
Jihyo hanya mengangguk.
Hyewon menghembuskan nafas nya kasar.
"Bagaimana jika aku saja yang membawa bekal makanan untuk Jimin oppa, lalu kau yang memberikan pada nya." Usul Hyewon.
"Tapi, Won-ah-"
"Gwenchana. Aku ingin membantu sahabat ku yang selalu datang terlambat." Ujar Hyewon memotong ucapan Jihyo.
"Jinjayo? Apa tak masalah?" Tanya Jihyo.
"Tentu." Sahut Hyewon.
"Ahh.. Jeongmal gomapta, Won-ah! Kau memang sahabat ku!" Seru Jihyo senang.

'Membantu? Ck! Aku sama sekali tak membantu mu! Yang ada hanyalah kau yang membantu ku untuk mendapatkan perhatian dari Jimin oppa. Dasar bodoh!'
***
Setelah hari itu, kini, Hyewon lah yang menyiapkan bekal makanan untuk Jimin. Sedangkan Jimin, ia tak tau jika Hyewon lah yang sebenar nya membawakan bekal makanan untuk nya.
***
"Oppa, ige." Ujar Hyewon. Kini ia sedang menemui Jimin di kelas nya -tanpa Jihyo-.
"Ige mwoya?" Tanya Jimin bingung.
"Bekal makanan untuk mu." Sahut Hyewon.
"Ahh.. Ini dari Jihyo? Tapi kenapa kau yang mengantarkan nya padaku? Jihyo eodiga?" Tanya Jimin heran.
"Anio. Itu bekal makanan dariku." Kata Hyewon yang mampu membuat Jimin bingung.
"Oppa, kau tau? Sebenar nya bukan Jihyo yang selama ini menyiapkan bekal makanan untuk mu. Aku yang menyiapkan nya, oppa." Kata Hyewon.
Jimin membulatkan mata nya. "Apa maksud mu?"
"Jihyo telah berbohong padamu, oppa. Dia berbohong jika bekal makanan yang selama ini di bawa nya untuk mu itu buatan nya. Sebenar nya itu buatan ku." Jawab Hyewon.
"Mworago? Tak mungkin uri Jihyo berbohong padaku." Ujar Jimin tak percaya.
"Kalau kau tak percaya, tanyakan saja pada Jihyo secara langsung." Ujar Hyewon.
"Makanlah bekal ini. Aku pergi dulu. Anyeong!" Sero Hyewon sambil meninggalkan Jimin yang masih terpaku dengan ucapan nya.
Hyewon menyunggingkan smirk nya saat ia pergi.

'Sebentar lagi kau akan menjadi milik ku, oppa!'
***
"Apa kau sudah memberikan nya pada Jimin oppa?" Tanya Jihyo.
"Ne." Sahut Hyewon.
"Baguslah. Ahh.. Sayang sekali gara-gara tugas dari Lee seongsanim aku jadi tak bisa memberikan nya secara langsung pada Jimin oppa." Keluh Jihyo.
"Sabarlah." Kata Hyewon.
Tanpa di sadari oleh Jihyo, Hyewon telah menyunggingkan senyum licik nya.

'Sabar untuk kejadian yang akan kau alami selanjut nya.'
***
"Oppa, ige!" Seru Jihyo ceria sambil menyodorkan bekal makanan pada Jimin.
Jimin menerima nya. "Gomapta, Won-ah."
"Euh?" Kata Jihyo heran.

'Its showtime!'

"Wae? Apa kau heran kenapa aku mengucapkan terima kasih pada Hyewon? Aku sudah tau semua nya, Nona Sung!" Ujar Jimin.
"Ma.. Maksud, oppa?" Tanya Jihyo heran.
"Bukankah bekal makanan ini Hyewon yang membuatkan nya untuk ku? Lalu kau dengan seenak nya bilang padaku bahwa ini kau yang membuatkan nya. Ck! Sungguh licik pikiran mu, Nona Sung!" Ujar Jimin.
Jihyo tak percaya dengan semua ini. 'Darimana Jimin oppa tau?' Pikir nya.
"Kau kaget bagaimana aku tau? Untung saja Hyewon mengatakan yang sebenar nya padaku. Kalau tidak? Kau akan terus membohongi ku." Lanjut Jimin.
"Mwoya?!" Tanya Jihyo kaget. Ia menatap Hyewon tak percaya, sedangkan Hyewon hanya menyunggingkan smirk padanya.
"Baiklah, Nona Sung. Seperti nya hubungan kita berakhir sampai disini." Kata Jimin tiba-tiba.
"Semudah itukah kau mengatakan nya? Hanya karena hal sepele?" Tanya Jihyo tak percaya.
"Hal sepele kata mu? Kau sudah berbohong padaku selama ini! Dan kau tau? Bukankah aku paling tak suka jika di bohongi? Tapi kenapa kau membohongi ku, Jihyo-ah?!" Bentak Jimin.
Murid lain yang berada di kantin saat itu ikut menyaksikan adegan itu karena mendengar bentakan Jimin.
"Tapi, oppa.. Hiks.." Tangisan Jihyo mulai pecah. Ia tak dapat menahan air matanya saat ini.
Untuk sesaat, tak ada lagi yang mengeluarkan kata-kata saat itu. Yang ada hanyalah isakan dari Jihyo.
Tak lama setelah itu, Jihyo menghapus air mata nya secara kasar dan menatap Jimin tajam. "Selama ini kau selalu bilang bahwa aku yang childish? Lalu sekarang, siapa yang childish? Kau mengakhiri hubungan ini karena masalah bekal makanan? Ck! Kau pikir, kau siapa? Kau pikir, aku siapa? Setelah di pikir-pikir, kenapa dengan bodoh nya aku selalu mau membuatkan mu bekal makanan hingga aku harus selalu terlambat datang ke sekolah? Kau pikir, aku pembantu mu yang harus selalu membawakan bekal makanan untuk mu? Ck! Aku tak rugi jika hubungan ini harus berakhir, Tuan Park!"
Setelah mengatakan itu, Jihyo pergi meninggalkan Jimin dan semua orang yang menyaksikan nya. Sementara Hyewon, dengan kejam nya ia terus saja tersenyum licik.
"Apa yang kalian lihat huh?!" Tanya Jimin sinis ke arah murid lain yang membuat murid lain salah tingkah dan kembali pada aktivitas nya masing-masing.
"Kemarilah, Won-ah. Kajja makan bekal ini bersama." Ujar Jimin.
Hyewon tersenyum lalu duduk di samping Jimin.

'Bagaimana? Apakah sakit rasa nya?'
***
"Aku tak percaya Hyewon bisa sekejam itu padaku. Hiks.. Ku pikir ia sahabat yang baik. Hiks.. Aku.. Aku membenci nya! Hiks.." Isak Jihyo. Ia terisak di dalam kamar mandi saat ini.
Tiba-tiba, pintu kamar mandi terbuka dan Hyewon masuk ke dalam nya.
"Bagaimana, Jihyo-ah? Apakah sakit rasa nya? Itulah yang ku alami selama ini! Kau tau? Sudah sejak lama aku menyukai Jimin oppa, sunbae tampan yang selalu aku sukai. Aku selalu berusaha untuk mendapatkan perhatian nya selama ini, namun ia tetap saja tak melihat ku ada. Tapi dengan mudah nya kau mendapatkan pernyataan cinta dari nya! Kau pikir itu tak sakit huh?" Ujar Hyewon.
Jihyo membulatkan mata nya tak percaya.
"Kau tau? Sudah 2 bulan aku menahan segala rasa cemburu ku untuk mu. Sudah 2 bulan aku berusaha melupakan perasaan ku padanya. Tapi ku rasa aku tak bisa. Jadi pada kesempatan yang bagus, aku akan merebut nya darimu. Dan ternyata rencana ku berhasil. Hahaha." Lanjut Hyewon sambil tertawa licik.
"Ke.. Kenapa.. Kenapa kau melakukan ini padaku?!" Tanya Jihyo tak percaya.
"Kenapa kau bilang? Kenapa? Jelas saja karena aku membenci mu dan menginginkan Jimin oppa bersama ku." Jawab Hyewon.
"Tapi.. Bukankah kita bersahabat, Won-ah? Kenapa kau membenci ku? Dan kenapa kau menghancurkan persahabatan ini karena namja?!" Tanya Jihyo.
Hyewon tersenyum miring. "Biar ku beri tau padamu, Nona Sung. Terkadang, untuk mendapatkan cinta dan sesuatu yang sangat ia inginkan, manusia akan melakukan segala cara untuk mendapatkan nya tanpa memandang apakah itu teman, sahabat, atau saudara."
"Ah! Bukankah kau bilang kau akan membantu ku untuk mendapatkan namja yang aku sukai eoh? Kau berhasil, Jihyo-ah! Kau berhasil membuat ku mendapatkan nya. Jeongmal gomapta!" Seru Hyewon lalu pergi meninggalkan Jihyo dengan senyum licik nya.
Jihyo hanya membulatkan mata nya tak percaya mendengar ucapan Hyewon tadi. Air mata nya kembali menetes.
"Arghhh!!!" Teriak nya.
***
Semenjak saat itu, entah bagaimana cara nya, Hyewon sudah resmi menjalin hubungan dengan Jimin. Hyewon dengan kejam nya tak mempedulikan perasaan Jihyo atau bahkan menyesali perbuatan nya. Malah, kini ia menjauhi Jihyo. Ia menganggap bahwa dirinya tak pernah mengenali Jihyo.
Sementara Jihyo, ia hanya tersenyum mengingat betapa kejam nya Hyewon dan Jimin padanya. Ia masih mempunyai perasaan pada Jimin. Meski hanya 2 bulan ia menjalani hubungan dengan Jimin, tapi bukankah yeoja sangat susah melupakan kenangan bersama namjachingu nya begitu saja? Jadi, setiap melihat Jimin bersama Hyewon, hati nya terasa panas.
***

-Jihyo POV-
Bukankah sekarang adalah musim panas?
Summer... Ck! Sama rasa nya seperti hati ku saat melihat Jimin bersama Hyewon. Haruskah aku memanggil nya dengan sebutan 'oppa'? Ck! Namja childish seperti nya kurasa tak pantas mendapat sebutan itu dariku.
Summer.. Kenapa musim saat ini sangat sama dengan hati ku? Hatiku terasa sangat panas setiap melihat Jimin bersama Hyewon? Hatiku panas karena cemburu? Yahh.. Harus ku akui aku memang masih saja cemburu.
Apakah ini yang kau alami selama ini, Won-ah? Kurasa kau berhasil membuat ku merasakan nya juga. Chukkaeyo!
Hhh... Kurasa.. Musim panas tahun ini adalah musim panas yang sangat buruk yang pernah ku alami. Dan adalah musim panas yang mendukung suasana hatiku saat ini.
***
END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar